Kamis, 29 Maret 2012

Positif Thinking terhadap yang Terjadi


 ·         Aku memohon kekuatan, dan Tuhan memberiku kesulitan-kesulitan untuk membuatku kuat.
·         Aku memohon kebijaksanaan, dan Tuhan memberiku masalah untuk diselesaikan.
·         Aku memohon kemakmuran, dan Tuhan memberiku tubuh dan otak untuk bekerja.
·         Aku memohon keberanian, dan Tuhan memberiku berbagai bahaya untuk aku atasi.
·         Aku memohon cinta, dan Tuhan memberiku orang-orang yang bermasalah untuk aku tolong.
·         Aku memohon berkah dan Tuhan memberiku berbagai kesempatan.
·         Aku tidak memperoleh apapun yang aku inginkan, tetapi aku mendapatkan apapun yang aku butuhkan.








Wassalam,,
Widya Eka Kurniasari

Rabu, 07 Maret 2012

Sabar


Sabar adalah menahan diri dari hal-hal yang tidak disukai maupun hal-hal yang disukai. Sabar terhadap hal-hal yang tidak disukai memang lebih mudah karena dasarnya kita memang tidak ingin melakukannya. Sedangkan sabar terhadap hal-hal yang disukai lebih sulit karena dasarnya kita selalu ingin melakukannya. Contoh bersabar dalam hal yang tidak disukai yaitu, bersabar pada saat ditimpa musibah seperti kelaparan dan penidasan. Dan maksud bersabar dalam hal yang disukai contohnya yaitu bersabar pada saat berada dalam lautan kenikmatan dan kekuasaan, seperti bersabar dengan kekayaannya : Diperoleh dengan cara yang benar dan dikeluarkan juga atas tuntunan Ilahi. Efektif dalam membelanjakan (tidak boros). Dan sebaiknya dia senantiasa bersyukur.

Sabar adalah :
* Kegigihan untuk senantiasa di jalan Allah dalam menerima suka maupun duka.
* Senantiasa bersyukur ketika ditimpa kenikmatan.
* Senantiasa tawadlu bila menerima kesulitan.

Sabar memiliki beberapa pengertian diantaranya tabah, teguh, kuat hati.



Tiga kesabaran:

1.                  Sabar adalah al man’u wa al habsu, mencegah dan menahan. Yakni mencegah jiwa supaya tidak gundah, dan menahan lidah supaya tidak suka mengadu.
2.                  Sabar berarti tegar dan kuat. Shobru, di mana kata shad-nya di-dammah-kan, berarti tanah yang sangat tegar dan subur. Obat yang dikenal sangat pahit disebut shabir, sedangkan pohonnya adalah shabar. Seorang penyair pernah mengatakan, “Sabar itu seperti namanya, pahit rasanya tetapi akibatnya lebih manis dari madu.”
3.                  Ash-shabr, juga berarti al jam’u wa al dhamm. Artinya menghimpun dan menggabungkan. Arti lainnya, orang yang bersabar adalah orang yang mampu untuk menghimpun potensi dirinya, sehingga tidak gampang sedih dan keluh kesah.



Keuntungan bersabar :

1.                  Allah selalu bersama orang-orang yang sabar

Dan “Sekarang, Allah meringankan kepadamu dan Dia telah mengetahui bahwa padamu ada kelemahan. Maka jika ada di antaramu seratus orang yang sabar, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang; dan jika di antaramu ada seribu orang (yang sabar), niscaya mereka dapat mengalahkan dua ribu orang dengan seizin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Anfaal (8):66)

2.                  Orang yang sabar akan bahagia.

Orang yang bahagia ialah yang dijauhkan dari fitnah-fitnah dan orang yang bila terkena ujian dan cobaan dia bersabar. (HR. Ahmad dan Abu Dawud)



3.                  Dengan kesabarannya, Maju Terus Pantang Mundur!

Seperti yang digambarkan Allah STW tentang orang sabar dalam surah Ali Imran (3) : 146
“...maka mereka (orang sabar) tidak menjadi lemah karena bencana dan tidak lesu serta tidak pasif (menyerah) dalam menghadapi segala tantangan dan Allah menyukai orang-orang yang sabar.”

4.                  Orang sabar adalah orang yang taqwa.

“...Orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan, mereka itulah orang-orang yang benar imannya, dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa”. (Al-Baqarah (2) : 177)

5.                  Kesabarannya akan dibalasi dengan martabat yang tinggi.
“Mereka itulah orang-orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam surga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan salam d dalamnya.” (Al-Furqon (25) : 75)




Kerugian orang yang tidak bersabar :
·         Bila tak sabar, Ia cenderung berani mengambil langkah yang tidak dibenarkan norma agama dan hukum positif.
·         Bila tak sabar, Ia akan mudah marah. Otomatis, ia akan mengambil keputusan yang tergesa-gesa.
·         Bila tak sabar, Ia akan mudah putus asa dengan segala tantangan yang menghadang.
·         Bila tak sabar, Ia akan sombong dan arogan dengan segala kekuasaan dan wewenangnya.
·         Bila tak sabar, Ia akan menyalahkan orang lain sebagai penyebab kegagalan.






Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat-menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran.
(QS. Al-Ashr (103) : 1-3)


Wassalam,,
Widya Eka Kurniasari

Buruk itu mungkin Baik, Baik itu mungkin Buruk

Buruk itu mungkin bukannya buruk, ia mungkin baik; baik itu mungkin bukannya baik, ia mungkin buruk.
“Setiap kesusahan, setiap kegagalan, setiap kecacatan, setiap penyakit jasmani, setiap keadaan dan pengalaman tidak menyenangkan, memiliki faedah yang sepadan, sering kali dalam bentuk tersembunyi.

Sering memang kita alami suatu kejadian yang membuat kita jengkel atau pun marah bahkan menyesal kepada suatu kejadian. Seperti “Kenapa ya ko’ begini,  knapa ya ko’ begitu, kenapa ini terjadi kepada ku,  coba aku yang begini, coba aku yang begitu, dst”. Dan pada suatu kesempatan yang lain semua itu berubah menjadi sebuah rasa syukur, “Untung dulu aku tidak seperti ini (padahal dulu sangat mengharapkannya), untung dulu sperti itu, dst”.
Dan begitu pula sebaliknya pada suatu saat kalian sangat senang atau bahagia dengan yang terjadi,  dan pada kesempatan yang lain kalian malah menyesal, “ coba dulu aku…, mending aku begini  dulu daripada harus begini sekarang, dst.


Cerita :
                Pada suatu hari ada orang tua telah kehilangan kudanya. Para tetangga semuanya datang untuk menghibur hatinya. Tetapi orang tua itu berkata, “itu mungkin kejadian yang baik”. Beberapa bulan kemudian, kuda pulang dengan sendirinya dan membawa seekor kuda lain yang bagus sekali. Tetangganya kini datang untuk mengucapkan selamat kepadanya. Tetapi ia berkata, “ini mungkin kejadian yang buruk”. Suatu hari, anak laki-laki orang tua itu keluar menunggang kuda yang bagus itu. Kuda berlari terlalu kencang, dan anaknya jatuh terpelanting dan patah kakinya, lalu menjadi pincang dan cacat.

Jadi, bagaimana pendapat kalian…

Wassalam,,
Widya Eka Kurniasari