Buruk itu mungkin bukannya buruk,
ia mungkin baik; baik itu mungkin bukannya baik, ia mungkin buruk.
“Setiap
kesusahan, setiap kegagalan, setiap kecacatan, setiap penyakit jasmani, setiap
keadaan dan pengalaman tidak menyenangkan, memiliki faedah yang sepadan, sering
kali dalam bentuk tersembunyi.
Sering memang kita alami suatu kejadian yang membuat kita
jengkel atau pun marah bahkan menyesal kepada suatu kejadian. Seperti “Kenapa ya ko’ begini, knapa ya ko’ begitu, kenapa ini terjadi kepada
ku, coba aku yang begini, coba aku yang
begitu, dst”. Dan pada suatu kesempatan yang lain semua itu berubah menjadi
sebuah rasa syukur, “Untung dulu aku
tidak seperti ini (padahal dulu sangat mengharapkannya), untung dulu sperti
itu, dst”.
Dan begitu pula sebaliknya pada suatu saat kalian sangat senang
atau bahagia dengan yang terjadi, dan pada
kesempatan yang lain kalian malah menyesal, “ coba dulu aku…, mending aku
begini dulu daripada harus begini
sekarang, dst.
Cerita
:
Pada suatu hari ada orang tua telah kehilangan kudanya. Para
tetangga semuanya datang untuk menghibur hatinya. Tetapi orang tua itu berkata,
“itu mungkin kejadian yang baik”. Beberapa bulan kemudian, kuda pulang dengan
sendirinya dan membawa seekor kuda lain yang bagus sekali. Tetangganya kini
datang untuk mengucapkan selamat kepadanya. Tetapi ia berkata, “ini mungkin
kejadian yang buruk”. Suatu hari, anak laki-laki orang tua itu keluar
menunggang kuda yang bagus itu. Kuda berlari terlalu kencang, dan anaknya jatuh
terpelanting dan patah kakinya, lalu menjadi pincang dan cacat.
Jadi,
bagaimana pendapat kalian…
Wassalam,,
Widya Eka Kurniasari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar